Bocah - bocah kampung.
Membuang selimut saat fajar datang.
Mnyambut kilau cahaya terang,
Berkunjung di balik gunung.
Desau angin bertempur kidung.
Sarat semangat yg mnyelubung.
Mengajari pohon - pohon bersenandung.
Iring - iringan bocah - bocah kampung.
Derak sepeda melaju kencang.
Dikayuh bocah dengan angan yg mengembang.
Menghimpun tawa merangkai senang.
Memeriahkan lapang sepanjang siang.
Sarat semangat yg mnyelubung.
Mengajari pohon - pohon bersenandung.
Iring - iringan bocah - bocah kampung.
Derak sepeda melaju kencang.
Dikayuh bocah dengan angan yg mengembang.
Menghimpun tawa merangkai senang.
Memeriahkan lapang sepanjang siang.
Bocah - bocah kampung.
Melakoni kisah - kisah tak berujung.
Melempar hayal melampaui ruang.
Atau menaruhnya jauh di dasar palung.
Melakoni kisah - kisah tak berujung.
Melempar hayal melampaui ruang.
Atau menaruhnya jauh di dasar palung.
Hingga mentari menjemput petang.
Menyolek angkasa dgn berjuta bintang.
Representasi dari mimpi2 luhur nan cemerlang.
Milik bocah2 kampung.
Menyolek angkasa dgn berjuta bintang.
Representasi dari mimpi2 luhur nan cemerlang.
Milik bocah2 kampung.
Namun zaman kian berkembang.
Teknologi memulai perang.
Kelakar lapang mulai menghilang.
Berganti isak tiap gemintang datang.
Naas.
Tanah pijakan ini.
Derak sepeda tua warisan ini.
Bahkan mimpi - mimpi ini.
Berakhir tragis ditelan layar yg berpendar terang.
Teknologi memulai perang.
Kelakar lapang mulai menghilang.
Berganti isak tiap gemintang datang.
Naas.
Tanah pijakan ini.
Derak sepeda tua warisan ini.
Bahkan mimpi - mimpi ini.
Berakhir tragis ditelan layar yg berpendar terang.
Celoteh Kata oleh : Aziz
Posting Komentar
Posting Komentar