“maaf, rud. Aku tidak bisa menerima ini,hari sudah sangat malam, aku
akan pulang sekarang” ujarku sembari meletakkan kembali cincin akik di
tanganya, dan menyeruput kopi yang masih setengah lagi.
“sudahlah jon, terima saja, anggap saja ini oleh-oleh dari ambon” rudi mendesak ku untuk menerima pemberiannya, dia memang baru pulang dari ambon, baru datang tadi sore, baiklah aku anggap ini oleh-oleh darinya, walaupun aku tidak menyukainya.
***
Suara azan subuh memang sudah terdengar, tapi membuaka mata rasanya sangat enggan, selimut tebal kutarik kembali, aku janji untuk 10 menit kemudian aku akan terbangun dan melaksanakan solat subuh
“jon? Sudah bangun kah kau?” suara emak terdengar jelas di depan kamarku
“jon, bangun kau, segera kita orang pergi kerumah mak cik”
“kenape kita orang hendak kerumah mak cik, pagi-pagi sekali?”
“Rudi meninggal karena kecelakaan kemarin sore, emak pikir kau sudah tahu”
Meninggal???,
cincin ini masih melekat erat di jari telunjukku, dan mengantarkanku tidur malam ini.
“sudahlah jon, terima saja, anggap saja ini oleh-oleh dari ambon” rudi mendesak ku untuk menerima pemberiannya, dia memang baru pulang dari ambon, baru datang tadi sore, baiklah aku anggap ini oleh-oleh darinya, walaupun aku tidak menyukainya.
***
Suara azan subuh memang sudah terdengar, tapi membuaka mata rasanya sangat enggan, selimut tebal kutarik kembali, aku janji untuk 10 menit kemudian aku akan terbangun dan melaksanakan solat subuh
“jon? Sudah bangun kah kau?” suara emak terdengar jelas di depan kamarku
“jon, bangun kau, segera kita orang pergi kerumah mak cik”
“kenape kita orang hendak kerumah mak cik, pagi-pagi sekali?”
“Rudi meninggal karena kecelakaan kemarin sore, emak pikir kau sudah tahu”
Meninggal???,
cincin ini masih melekat erat di jari telunjukku, dan mengantarkanku tidur malam ini.
Posting Komentar
Posting Komentar